Jumat, 02 Januari 2015

 Manajemen

Kasus 1: Struktur Organisasi untuk Manajemen Talenta

Situasi

Banyak organisasi memperkenalkan strategi manajemen talenta dengan menempelkannya pada struktur yang sudah ada dalam organisasi.  Studi kasus ini menggambarkan suatu pendekatan di mana strategi manajemen talenta menjadi bagian integral dari struktur organisasi dan menjadi basis bagi pengembangan strateginya.
Dalam kasus ini perusahaan menginginkan secepatnya karyawan bertanggung jawab memberi laba nyata bagi perusahaan. Apabila berhasil, setelah kemampuan karyawan berkembang, perusahaan memberi tanggung jawab yang lebih besar lagi. Falsafah pengembangan tanggung jawab ini digabungkan dengan konsep yang disebut sebagai “fully burdened profit center”.
Dalam konsep ini, profit center menanggung biaya langsung plus biaya overhead korporat yang dialokasikan kepada profit center tersebut. Biaya overhead tersebut, bersama dengan pendapatan yang dihasilkan masing-masing profit center, digunakan untuk menghitung posisi laba rugi bulanan. Hasil kumulatif profit center dalam suatu divisi menghasilkan laba rugi divisi dan kumulatif laba rugi divisi menghasilkan laba rugi Grup.

Isu Utama

Isu utama dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut:
  • Pengalokasian biaya overhead dan biaya tidak langsung secara adil pada masing-masing profit center.
  • Pengembangan sistem pelaporan dan prakiraan (forecasting) pada level pelaporan yang paling rendah dan yang akan memungkinkan agregasi (penggabungan) dalam divisi dan sampai level Grup.
  • Perekrutan, pengembangan dan pelatihan  staf yang mampu bekerja dalam struktur ini dan berjuang dalam budaya ini.
  • Pengembangan proses perencanaan tahunan yang efektif yang merupakan kombinasi parameter dari bawah ke atas (bottom-up) dan dari atas ke bawah (top-down) di mana sasaran bisnis pusat laba diasimilasikan ke dalam rencana dan sasaran pertumbuhan Grup.
Cara-cara penanganan beberapa isu tersebut akan dibahas di bagian berikut :

Masalah

Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan ini adalah bagaimana mengalokasikan biaya overhead grup kepada masing-masing profit center secara adil. Grup memiliki biaya langsung dan tidak langsung yang menjadi biaya overhead yang harus dialokasikan ke profit center di setiap divisi. Biaya overhead group mencakup biaya administrasi keuangan dan gedung, biaya SDM grup, biaya pemasaran grup, biayamanaging director grup, dan biaya managing director divisi-divisi. Semua biaya ini merupakan 50% dari overhead keseluruhan. Selain itu, masih ada biaya overhead dari biaya tidak langsung, seperti biaya sewa gedung, biaya penerangan, telepon, peralatan kantor, dan biaya operasional langsung.
Pendekatan ini mendorong para manajer profit center untuk mengkaji kembali laba yang dibuatnya dengan mempertimbangkan biaya overhead grup yang harus ditanggung. Program imbal jasa dan penghargaan mereka didasarkan pada pencapaian target laba yang dibuat setelah menanggung overhead Grup.
Penulis studi kasus ini, saat ini menjadi eksekutif senior perusahaan ini. Dia menceriterakan betapa terbukanya diskusi pada proses perencanaan tahunan di mana overhead grup digabungkan dan kemudian dialokasikan ke masing-masing pusat laba.
Direktur Pemasaran Grup harus mengukur kontribusinya dan pendapatan yang akan diperolehan dari anggaran promosi Pemasaran Grup. Pertanyaan yang sama muncul terhadap fungsi Keuangan Grup dan fungsi SDM Grup. Kombinasi check and balance, bersama dengan transparansi proses, merupakan bagian dari program pengembangan talenta. Manajer pada profit center yang ambisius, akan termotivasi untuk menunjukkan kemampuannya menghasilkan laba yang tinggi, terus mengawasi pengeluaran yang tidak memberi kontribusi nyata pada laba atau yang mengganggu kemampuannya menghasilkan laba yang ditargetkan.
Salah satu komentator eksternal berpendapat bahwa perusahaan tersebut seperti perahu yang ‘dapat pergi ke mana saja untuk mendapatkan uang tanpa membawa beban.”
Tantangan serius yang kedua adalah untuk menemukan keseimbangan antara mental ‘robber baron’ dengan etos ‘good for the Group‘.
Inti dari tantangan ini adalah aspek tersembunyi lain dari strategi manajemen talenta, yaitu mendapatkan dan mengembangkan karyawan yang berkinerja tinggi.
Pada level profit center, manajer pusat laba berupaya menarik dan mempertahankan orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi untuk menghasilkan laba. Semangat tim yang kuat ditumbuhkan dan dikembangkan, dan jika tim berhasil mencapai target, semangat kerja menjadi tinggi dan etos kerja berkembang.
Meskipun semangat dan etos kerja ini diharapkan, ada juga sisi negatifnya. Salah satunya adalah ‘nuansa perang’ di mana unit laba yang satu dengan yang lain akan berkompetisi dalam bisnis yang sama. Seringkali, hal ini membuat pelanggan menjadi bingung (karena diperebutkan oleh profit center-profit center) dan menjadi kelemahan Grup secara keseluruhan.
Secara teori, salah satu peran Managing Director Divisi adalah mengarbitrase persaingan antar pusat laba, dan memutuskan batas-batas wilayah masing-masing unit laba. Masalah klasiknya adalah prospek atau pelanggan yang beroperasi di suatu wilayah, tetapi memiliki unit-unit di wilayah lain yang menjadi ‘wilayah kekuasaan’ dari pusat-pusat laba yang berbeda-beda dari Grup.
Dampak negatif kedua adalah tumbuhnya sikap ‘kerajaan saya’ yang menjadikan sumber daya pada pusat laba bersifat eksklusif, tidak boleh digunakan oleh pusat laba atau bagian lain. Masalah muncul ketika suatu unit laba kapasitasnya sedang ‘berlebih’, sementara pusat laba lain sedang ‘kekurangan’. Memang ini merupakan bagian dari siklus bisnis, tetapi sangat mengganggu kinerja bisnis Grup secara keseluruhan apabila antar pusat laba tidak dapat berbagi sumber daya. Kondisi ini diatasi dengan model pembebanan antar unit.
Semua isu ini menjadi bagian dari bahan budaya perusahaan dan konsep yang mendasarinya membentuk bagian yang penting proses induksi bagi karyawan baru. Etos untuk fokus pada pencapaian laba perusahaan ini merupakan unsur integral dalam struktur organisasi yang tercermin dan didukung oleh etos fokus laba.
Masalah utamanya adalah komunikasi strategi sebagai falsafah operasional. Hal ini dipecahkan melalui kombinasi struktur, proses dan pengembangan diri. Cara bagaimana menangani masalah tersebut dijelaskan di bawah ini :

Solusi

Strategi yang diambil perusahaan adalah merekrut karyawan lulusan pendidikan S1 untuk memberi tenaga baru dengan kapasitas intelektual yang diinginkan.
Tahun pertama bagi karyawan baru adalah mengikuti kombinasi pelatihan teknis dengan mendapatkan pengalaman di lapangan di profit center. Pada awal tahun, masing-masing profit center mengidentifikasi lulusan S1 yang dibutuhkan, dengan menanggung biaya perekrutan dan pelatihan.
Program perekrutan karyawan baru dikelola oleh Departemen SDM Grup, yang juga memonitor perkembangan karyawan yang direkrut sejak awal tahun. Salah satu sasaran dari proses ini adalah mengidentifikasi pola dan tren yang akan membantu memastikan proses seleksi awal dapat mengidentifikasi karakteristik karyawan yang baru direkrut yang membuat kemajuan terbaik dari segi pengembangan karier.
Bagi mereka yang sudah berada dalam perusahaan yang telah lolos program pelatihan, proses pengembangan karier membawa mereka melewati serangkaian peningkatan level tanggung jawab untuk mencapai hasil tertentu.
Inilah strategi manajemen talenta instrinsik yang diperkuat dengan budaya perusahaan.
Ketika seorang karyawan berhasil menunjukkan kemampuan untuk menjalankan suatu level tanggung jawab tertentu – misalnya sebagai pemimpin tim atau manajemen proyek – mereka berhak untuk menerima peran dengan lingkup tanggung jawab yang lebih besar dan lebih luas.
Mereka menjadi sangat akrab dengan perencanaan keuangan dan pemodelan laba karena mereka juga menjadi bagian dari proses perencanaan anggaran tahunan.
Pada tahap tertentu dalam karier mereka maju ke hadapan panel promosi. Salah satu sasaran panel ini adalah untuk memastikan bahwa karyawan berkinerja tinggi di divisi-divisi tidak akan terlewat untuk mendapat kesempatan memegang peran eksekutif pada bagian lain yang perlu diisi.

Hasil dan manfaat

Dengan pendekatan dan struktur seperti ini perusahaan dapat menghasilkan pertumbuhan dan laba yang stabil dalam periode waktu yang lama.
Budaya dan etos berarti bahwa perusahaan mampu membuat penyesuaian yang cepat pada kondisi pasar dan selalu memiliki tim eksekutif muda yang mampu menggali peluang-peluang baru.
Perusahaan memiliki kekuatan manajemen yang kokoh dan dapat dengan cepat mengidentifikasi bintang-bintang yang baru muncul yang dapat mengelola tantangan baru. Kualitas dan kekuatan pendekatan yang mendasarinya tercermin dalam pendekatan yang diadopsi oleh mereka yang pergi untuk memimpin perusahaan lain. Di perusahaan lain, ternyata mereka menerapkan konsep yang sama.
Budaya tersebut juga menciptakan loyalitas pada perusahaan yang kuat. Hal ini terbukti dari banyak eksekutif yang menggabungkan kariernya ke luar perusahaan, tetapi akhirnya kembali lagi dengan keahlian baru.

Program penguatan

Pada awal penyerapan budaya perusahaan, para karyawan baru melalui proses osmosis – melihat dan meniru. Ketika perusahaan berkembang, mulai disadari bahwa proses ini memerlukan dokumentasi dan pelatihan formal. Pesatnya perkembangan perusahaan, menuntut perekrutan karyawan besar-besaran yang mengharuskan formalitas dokumentasi dan pelatihan.
Panel promosi ditetapkan melalui proses formal untuk menominasikan kandidat yang akan dipromosikan. Salinan hasil evaluasi kinerja terbaru didukung dengan aplikasi ini. Pada level senior, kursus pelatihan tertentu diidentifikasi yang memberi pendidikan dalam perencanaan korporat, manajemen program dan berbagai keterampilan lunak (soft skill).
Meskipun perusahaan tidak secara formal menyeponsori karyawannya mengambil kursus MBA, perusahaan melakukan perekrutan manajer senior dengan kualifikasi lulusan program MBA dan menyerap keahlian mereka ke dalam budaya.
Meskipun perusahaan belum memutuskan untuk mengembangkan strategi manajemen talenta, struktur yang diadopsi dan budaya perusahaan yang memayunginya, berkontribusi pada pengembangan falsafah talenta dalam strategi formal.

Sumber :

Kamis, 06 November 2014

Perusahaan Frenchaise : Profil, Sejarah dan Modal Perusahaan PT.MagFood Red Crispy

A. PROFIL PERUSAHAAN

Franchisor : PT. RedCrispy International
Bidang usaha : Gerai ayam goreng
Pendiri : Yanti Isa, Suwanto
Berdiri : Tahun 2001
Mulai waralaba : 2003
Alamat : Jl Ciomas 3 no 18, Kebayoran baru, Jakarta Selatan. 12180. Telp: 021-7250449, 7228413,7395486 Fax: 021-7395486
Email: magfood@cbn.net.id
www.magfood-amazy.com
Kontak person : Suwanto HP 08128362089


Waralaba Fee: sistem paket investasi
Total modal awal : Rp 15 juta, Rp 16 juta, Rp 20 juta dan Rp 30 juta
Perkiraan BEP : 7 – 11 bulan
Keunikan : Garai ayam goreng yang dikembangkan oleh kelompok usaha MagFood Inovasi Pangan. RedCrispy punya motto: “Harga Lokal, Rasa Internasional”. Ada beberapa pilihan paket: Becak, garai statik kecil dan cafe.

B. SEJARAH KEGIATAN USAHA

   PT MagFood Inovasi Pangan didirikan pada bulan Februari 2001 oleh Yanti Isa yang berpengalaman lebih dari 15 tahun mengelola berbagai perusahaan multinasional. Perusahaan ini bergerak di bidang food seasoning dan product development yang melayani kebutuhan industri makanan di Indonesia. Yanty menginvestasikan Rp10 juta untuk modal awal Magfood Red Crispy. Berselang 6 tahun, produk tersebut semakin diterima masyarakat. Kini jumlah gerai mencapai 300 buah dengan total omzet miliaran rupiah. Perusahaan lain yang dikembangkannya adalah PT Red Crispy International pada 2005. Berselang beberapa tahun, tepatnya 2007, dia kembali menggebrak pasar dengan inovasi baru melalui merek Magfood Amazy.  Bisnis diawali di rumah. Garasi mobilnya bahkan disulap menjadi tempat bekerja untuk menampung sekitar 40 karyawan.Perempuan yang kini menghimpun sedikitnya 800 karyawan itu menekankan pentingnya pengembangan usaha betapa pun sulitnya kondisi yang dilalui. Tipenya berupa booth standing, food court, kafe mini hingga kafĂ© dengan menyetor dana Rp40 juta-Rp163 juta-an.Untuk biaya royalti, Yanty mematok 3,5% dari omzet untuk masing-masing pilihan.


   PT MagFood Inovasi pangan menangani berbagai perusahaan makanan ringan baik yang berskala besar, menengah maupun skala kecil. Pada tahun 2003, kami menciptakan divisi “Inovasi Usaha Mandiri (franchise)”yang menyediakan foodstall dengan merk MagFood Red Crispy yang sudah tersebar lebih dari 250 outlet di seluruh Indonesia.Karena selama ini masyarakat menilai outlet MagFood Red Crispy lebih banyak dengan tipe counter dengan konsep take away dan bersaing dengan harga jual fried chicken skala kaki lima, jadi agak sulit untuk bisa tampil dengan konsep dine ini menggunakan tipe mini resto atau restoran. Maka pada bulan Juni 2007, PT MagFood inovasi Pangan menerapkan strategi dengan meluncurkan merk baru yaitu MagFood AMAZY yang lebih fokus pada segment pasar anak-anak dan remaja dengan tampilan outlet lebih exclusive & cozy serta harga jual produk lebih kompetitif. Outlet –outlet MagFood Amazy dipersyaratkan harus menggunakan ruangan agar pembeli lebih nyaman menikmati menu-menu yang ada.MagFood Amazy menyajikan menu andalan chicken crips dan potatoes crips dengan kerenyahan yang khas serta rasa dan aroma yang mengundang selera makan. Selain itu juga ada menu pendamping seperti burger crips, hotdog crips, sandwich crips, spaghetti crips, fried rice crips dan menu-menu tactical lainnya.

Sumber : 
http://www.waralabaku.com/franchise-fried-chicken-magfood-amazy

Tasya Aulia Safitri
1EB21
NPM : 2A214670

Minggu, 28 September 2014

Pengertian Bisnis dan Bentuk-bentuk perusahaan

PENGERTIAN BISNIS & BENTUK KEPEMILIKAN PERUSAHAAN

www.studentsite.gunadarma.ac.id

Pengertian bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Bisnis dalam arti luas adalah istilah menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang & jasa dalam kehidupan sehari-hari.

Bentuk Kepemilikan Perusahaan
1.     Perseroan terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah perusahaan yang  modalnya terdiri atas saham (sero) dan tanggung jawab anggota pemegang saham terbatas pada saham yang di milikinya
PT merupakan bentuk badan usaha yang struktur modalnya terdiri atas saham.Saham memiliki beberapa jenis,antara lain sebagai berikut
a.       Saham biasa(common stock) adalah saham yang dividennya di terima oleh pemegang saham apabila perusahaan mendapatkan laba.
b.      Saham prefen (prefent stock)adalah sahm yang memiliki beberapa hak istimewa,antara lain:
1.hak memperoleh prioritas
2.pembagian dividen kumulatif yaitu hak untuk mendapatkan dividen pada             setiap periode.
3.saham bonus adalah saham yang diberikankepada pemegang saham secara  cuma-cuma
4.saham pendiri adalah saham yang di berikan kepada pendiri secara cuma-cuma karena jasanya dalam rangka mendirikan perseroan.
5.saham kosong adalah saham yang di beli kembalioleh perseroan dari para pemegang saham lalu disimpan.

       Bentuk-Bentuk PT:
a. PT terbuka adalah PT ynag saham-nya dimiliki masyarakat umum dan sudah di perjualbelikan di pasar modal .
b. PT tertutup adalah PT ynag saham nya dimiliki oleh kalangan terbatas.
c. PT kosong adalah PT yang sudah tidak melakukan kegiatan dan tinggal akte pendiriannya saja.

Ciri –ciri Perseroan Terbatas
a)  Tujuan utama nya mencari laba(komersial).
b) Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan beberapa saham-saham.
c)  Di pimpin oleh direksi.
d) Badan usahanya di tulis PT (nama perushaan)(persero)

Contoh perusahaan  yang mempunyai badan usaha persero antara lain;
·        PT Bank mandiri(persero)Tbk.
·        Pt Garuda indonesia (persero)
·        PT Anhkasa pura(persero)
·        PT Pelni (persero)
·        PT Aneka tambang( persero)

2.  Persekutuan komanditer(CV)
Persekutuan yang terdiri dari sekutu aktif(anggota yang mengelola dan sekutu pasif (yang menanamkan modal saja).
Cara mendirikan CV sama seperti cara pendirian persekutuan firma,antara lain sebagai berikut;
a)      Akta pendirian dibuat di hadapan notaris.
b)      Akta pendirian  didaftarkan kepaniteraan pengadilan setempat.
c)      Akta pendirian di umumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (BNRI)

Dalam praktik,persekutuan komanditer memiliki bentuk diantaranya sebagai berikut;
a)      Persekutuan komanditer murni.
b)      Persekutuan komanditer campuran.
c)      Persekutuan komanditer bersaham.
Contoh CV :
-CV.Karya bersama
-CV family
-CV Murni Motor
-CV Rion Putra Perkasa
-CV Bandung MuliaKonveksi


3.  Firma (Fa)
Suatu persekutuan antara 2 orang atau lebih dengan nama bersama untuk menjalankan usaha.Pada umunya nama firma di ambil dari salah seorang sekutu misalnya Fa. Gunawan dan Co,atau gabungan dari sekutu misalnya Firma maju  (maman , andi,  jumaeri, dan utami).Ciri-ciri Firma:
a)     Anggota biasanya sudah saling mengenal dan mempercayai.
b)    Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.
c)     Memakai nama besar dalam kegiatan usaha.
Contoh firma :
a)      Law firm Mujahir Sodirin& partner.
b)      Adam &co.
c)      Ferry& partner..
d)      Adnan buyung nasution & partner.


SUMBER  :
– http://www.google.co.id
 – http://www.wikipedia.com


Nama : Tasya Aulia Safitri
Kelas : 1EB21
NPM   : 2A214670